Tips & Trik Melatih Burung Pemangsa


Full Equip

 
Melatih burung-burung pemangsa adalah suatu hal yang kompleks. Banyak buku-buku yang berisikan ratusan halaman mengenai pengalaman-pengalaman para falconer dunia, namun itu semua masih belum sempurna. Yang sangat di sayangkan adalah, banyak pemula yang runtut memulai falconry dengan berbekal pengetahuan seadanya tanpa didampingi oleh falconer berpengalaman. Daripada memulai falconry hanya berbekal pada buku dan internet, alangkah baiknya untuk belajar dari falconer-falconer yang sudah berpengalaman. Di Amerika, untuk jadi seorang falconer di wajibkan untuk mempunyai lisensi yang dikeluarkan oleh Negara. Dan bukan hanya itu, para pemula diwajibkan magang selama dua tahun kepada para falconer yang berpengalaman.

Perlengkapan 


  • Hood : alat ini berbentuk kerudung untuk menutupi pandangan burung. Hood digunakan semasa proses manning, fungsinya untuk menjaga burung tetap tenang ketika berinteraksi dengan manusia. Hood merupakan salah satu alat terpenting dalam falconry
  • Bells : atau sepasang bell yang dipasang dikaki si burung. Fungsinya, agar falconer tahu tempat burung berada.
  • Band : dibeberapa Negara band digunakan untuk memperlihatkan identitas falconer yang menangangi sang partner. Biasanya, band dipasang di kaki partner.
  • Jesses : terbuat dari kulit, umumnya dipasang dikedua kaki bop untuk memduhkan bop berjalan, lontac, ataupun mencengkeram makanan.
  • Swivel :  terhubung dengn jesse, berfungsi untuk mencegah kusutnya tali yang tertambat pada bop ketika sedang tidak beraktifitas.
  • Angklet : gelang kaki, terhubung dengan jesses. Terbuat dari kulit yang cocok untuk kaki bop.
  • Timbangan : digunakan untuk menimbang burung dan makanan. Skala sebisanya harus terlihat jelas. Timbangan menjadi sangat penting ketika falconer menghandle burung yang terkesan kecil. Karena, sedikit perbedaan berat tubuh ketika sebelum dan setelah falconer handle akan sangat mempengaruhi keaktifan bop. Berat terbaik bop bervariasi, para falconer seharusnya mengetahui respon terbaik partnernya. Jika terlalu lebih ataupun kurang, bop akan kurang responsive ketika dilatih.
  • Glove : Sarung tangan yang digunakan para falconer hingga lengan sebagai tempat bop bertengger. Untuk spesies burung yang agak lebih besar, glove biasanya lebih panjang hingga siku.
  • Creance : adalah tali panjang yang terhubung dengan swivel atau jesses. Ini hanya digunakan ketika melatih burung untuk terbang antara perch dan fist (kepalan tangan), agar burung tidak kabur ketika pelatihan awal.
Catatan : Angklet dan Jesses perlu diganti secara berkala. Dan juga dicek apakah kedua equipment tersebut menyebabkan luka pada bop.

            Housing
David Riches mews, UK
            Burung-burung pemangsa biasanya dikandangkan di Mews. Di Amerika ‘Mews’ yang dijadikan tempat bop harus memenuhi aturan Negara. Hukum yang ada di Amerika menjamin fasilitas ‘Mews’, terutama keselamatan dan apa yang diperlukan oleh bop. Mews dirancang sedemikian rupa agar tidak melukai tubuh bop, terutama tidak merusak bulu bop. Mews biasa digunakan untuk pelatihan free flight bop, juga untuk mengamankan burung ketika falconer sedang tidak ada. Perlu diketahui, perch (apapun bentuknya) tingkat keamanannya masih kurang, karena ada berbagai bahaya yang mengancam ketika bop ditaruh di perch.
            Rata-rata mews yang digunakan menjamin kebebasan burung untuk terbang sesuka hati. Dengan hawa yang cocok dan alas yang bagus (disarankan Mews beralaskan rumput segar). Mews juga digunakan untuk tetap menjaga insting raptor bop.
            Di Inggris, satu-satunya hukum yang mengatur tentang Mews hanya terfokus pada masalah besar kecilnya mews. Hukum yang tertera hanya mencantumkan agar mews cukup luas ketika bop meregangkan sayapnya. Namun sebenarnya, bop butuh ruang yang lebih besar dari hanya sekedar mengembangkan sayap. Ruang yang besar menghindarkan bop dari kondisi stress dan bumblefoot. Kurangnya hukum di inggris sudah banyak menarik kalangan pecinta raptor dunia, bagaimana dengan di Indonesia?

            Makanan
Quail
            Ada beberapa perbedaan teknik pemberian makan bop. Beberapa daerah di Eropa memberlakukan nilai gizi untuk mengontrol pakan bop. Mereka menambahkan serat pada pakan bop, seperti bulu, sehingga bop akan mudah untuk mencerna makanan. Beberapa raptor membutuhkan bulu dalam makanan mereka. Karena bulu pada makanan mereka akan membersihkan tembolok bop. Beberapa raptor akan mengeluarkan bulu dari makanan yang mereka makan dalam keadaan bulat, atau yang biasa disebut dengan pellet. Keadaan dimana bop mengeluarkan pellet disebut casting. Sejenis tikus dan puyuh merupakan makanan yang berguna sebagai suplemen dan serat tambahan untuk raptor.
            Dalam masalah makanan, pengaturan berat badan sang bop sangat penting. Berat badan burung menentukan seberapa lapar dan respon burung tersebut. Seekor burung yang kelebihan berat badan akan lebih suka terbang jauh atau tidak berburu. Terkadang burung yang kelebihan berat badan juga bisa bertindak agresif. Burung-burung yang terlalu kurus akan memperlihatkan masalah-masalah pada kesehatan mereka.

            


Hubungan Falconer dan BOP (Partner)

Uncle Dave with Common Buzzard
            Dalam falconry, BOP muda tapi yang sepenuhnya dewasa (juvenille), dalam artian sudah bisa terbang dll. Raptor ini mulai diperkenalkan dengan falconer menggunakan hadiah (berupa makanan) untuk mempererat hubungan keduanya. Tidak seperti hewan-hewan peliharaan lain, raptor adalah hewan non-affectionate. Raptor tidak mempunyai perasaan tunduk atau patuh seperti halnya anjing dan kucing (kecuali elang Harris). BOP tidak akan mematuhi semua perintah falconernya, atau berusaha menyenangkan falconer. Raptor adalah hewan oportunis, tapi mereka tahu satu hal bahwa hidup dengan falconer akan memberikan mereka sumberdaya makanan dan perlindungan yang cukup. Dan bagi raptor melanjutkan hubungan dengan falconer akan memberikan keuntungan bagi mereka. Selama falconer tidak merusak kepercayaan BOP, misal falconer setiap hari akan memberikan BOP makanan pada jam-jam tertentu, maka disini akan timbul rasa saling percaya antara BOP dan falconer. Jika keadaan saling percaya ini konsisten, maka akan terciptalah ‘ikatan’ antara BOP dan falconer.

            Wild-caught Bird (Tangkapan Liar)
            Burung liar yang tertangkap ketika masih juvenile (bisa dilihat dari bulunya) disebut ‘passager’, umurnya dibawah 1 tahun. Kebanyakan falconer mengadopsi burung-burung passage karena efek terhadap populasi raptor tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda yang membahayakan. Kebanyakan burung-burung selain juvenile yang tertangkap akan mati ditahun pertama mereka ditangkap (perkiraan persentase, 30%-70%).
            Sedangkan burung hasil tangkapan liar yang sudah dewasa (mature) disebut ‘haggard’. Haggard jarang digunakan dalam falconry. Alasannya ada dua : pertama, burung yang tumbuh dewasa di alam liar akan sangat sulit untuk dilatih (khususnya ketika dilatih untuk free-fly, haggards cenderung akan kabur). Yang kedua, penangkapan burung yang sudah dewasa akan berakibat besar pada populasi burung tersebut. Karena burung pada masa-masa ini sudah siap untuk berkembang biak.
            Di Inggris, penangkapan burung dari alam liar adalah illegal. Sama ilegalnya dengan melepaskan burung hasil breeding yang belum terlatih untuk berburu.

            Imprint vs non-Imprint Burung Tangkaran
           BOP yang diambil dari sarangnya ketika masih kecil dan belum bisa terbang (berbulu kapas, chick) disebut ‘eyass’. BOP eyass, bisa menjadi raptor yang sangat bagus atau sangat jelek diantara raptor lainnya. Eyass akan belajar untuk tidak takut kepada falconer mulai dari kecil, sehingga ketika tumbuh, kemampuan ini bisa menjadi keuntungan atau kerugian bagi eyass. Terkadang eyass akan menjadi tidak hormat kepada falconer, menjadi agresif masalah makanan, dan perilaku buruk lain. Sangat tidak dianjurkan untuk pemula menghandle eyass, karena perawatan yang sangat sulit, terutama ketika mencegah perilaku buruk yang tumbuh dalam diri eyass.
            Disebut burung ‘imprint’, ketika burung tersebut mulai dikenalkan pada kehidupan manusia saat umur mereka menginjak eyass. Belakangan falconers berpengalaman mendapat jalan untuk menangani perilaku buruk BOP imprint. Tapi cara ini membutuhkan waktu yang tidak sedikit, juga membutuhkan kesabaran ekstra dalam jangka waktu 3 bulan yang sangat menentukan. Selama 3 bulan ini, BOP imprint tidak diperbolehkan menjadi sangat lapar. Dan ketika memberi makan, jauhkan pandangan BOP imprint kepada pemberi makan (dalam hal ini, manusia). Dengan jalan ini, akan menjauhkan kesan bahwa BOP imprint sangat membutuhkan manusia dalam hal makanan. Jika gagal tahap ini, maka BOP imprint akan menyerang falconers jika mereka lapar.
            Dalam rangka menghindari hal seperti itu, falconers terkadang memberikan makanan kepada eyass dalam piring atau mangkuk makanan. Eyass diletakkan dalam ruang yang pandangannya terpisah dari falconers. Jadi, ketika makanan diantarkan kepada eyass, falconer tidak akan terlihat.
            Dalam tahap ini ada baiknya bagi falconers untuk sesekali berinteraksi dengan eyass (selain waktu pemberian pakan). Eyass sesekali diletakkan dalam ruang bebas agar dapat menggerakkan bagian tubuhnya, terutama untuk menguatkan sayap-sayap eyass. Tentunya dengan pengawasan dari falconer, sekaligus menjaga afinitas hubungan falconers dan BOP.

            Melatih Burung Pemangsa
            Meskipun artikel ini kurang lengkap, tapi untuk para falconers pemula diharapkan untuk mengikuti aturan dan tahap-tahap dalam falconry secara berurutan dan lengkap ketika berurusan dengan raptor. Meskipun tulisan ini menyertakan tahap-tahap falconry , tapi ada baiknya bagi falconer untuk tetap konsultasi kepada falconer yang lebih berpengalaman.
Salah satu cara bonding dengan BOP
            Melatih burung Passage (juvenile) atau Haggard (mature) mempunyai kesamaan. Sedangkan untuk eyass (chick) membutuhkan pendekatan yang berbeda, pengkondisian pakan merupakan hal terpenting. Juga pelatihan menggunakan  creance akan memiliki perbedaan antara raptor bersayap pendek dan raptor bersayap lebar.
            Dalam beberapa buku, melatih raptor sangat sulit dan mistik. Namun falconry adalah masalah ikatan, saling menghormati, makanan, kesabaran dan kepercayaan. Falconer tidak semestinya kecewa terhadap BOP meskipun apa yang dilakukan sang partner tidak sesuai yang diharapakan. BOP juga tidak bisa dilatih dengan kekerasan atau hukuman, mereka tidak mengenal kepatuhan karena takut.
            Ketika BOP pertama kali tiba dirumah, ada baiknya falconer telah siap dengan segala equipment standar untuk falconry. Dan mulai dengan mengukur berat badan BOP pada waktu ini, karena sesudah hari ini falconer tidak boleh terlalu sering untuk menyentuh BOP. BOP akan menjalani masa karantina selama 5 sampai 7 hari. Ini dilakukan agar BOP terbiasa dengan lingkungan sekitarnya dan dapat beradaptasi dengan baik. Burung yang baru saja dipindahkan biasanya mengalami stress, dengan manjalani karantina akan membuat BOP lebih tenang dan rileks. Akan lebih nyaman jika BOP mengenakan hood.

            Kebanyakan, juvenile dan mature yang baru di adopt akan merasa terancam pada kehadiran manusia atau falconer itu sendiri. Ketakutan ini harus dihadapkan kepercayaan dari falconer. Falconer harus bisa memberikan rasa aman kepada BOP. Pada tahap membangun kepercyaan seperti ini, sebaiknya BOP tidak boleh dibiarkan kelaparan. Pemberian makan secara teratur, tidak kurang tidak lebih, tidak mengundur dan memajukan waktu makan BOP. Proses manning adalah proses untuk membiasakan burung dengan kehadiran manusia. Cara manning tiap-tiap falconer berbeda, ada yang dengan cara meletakkan BOP ditempat yang ramai lalu lalang manusia, ataupun menghabiskan berjam-jam didepan BOP tersebut.  Usahakan jangan terlalu terbuka terhadap orang lain selain falconernya.
              Setelah BOP dipasang angklet dan jesse, mulailah untuk memberi makan BOP di atas kepalan tangan anda. Jika BOP masih merasa takut akan kehadiran manusia, ada baiknya falconer memakaikan hood dan menempatkan BOP ditempat gelap, sambil letakkan di perch mereka tentunya. Untuk mengatasi rasa haus BOP, bisa disemprotkan diantara paruh mereka (hindari daerah hidung, jika air masuk melalui hidung bisa menyebabkan BOP flu). Untuk hari berikutnya, bawakan lagi potongan-potongan daging dan berikan makanan ketika BOP berada di tangan anda, proses ini dinamakan, feed on fist. Jika BOP tidak makan, maka ulangi proses sebelumnya pada hari berikut. Jangan khawatir BOP akan kelaparan, BOP yang berukuran besar (700gr +) bisa puasa sampai lima hari. Sedangkan BOP berukuran kecil bisa tidak makan sampai 2 hari dari semenjak di adopt. Jika sampai berhari-hari masih belum mau makan, konsultasikan ke falconer berpengalaman atau kedokter untuk masalah ini.
            Ada trik yang cukup manjur untuk masalah BOP yang malas makan. Yaitu, tunggu ketika saat-saat moncong BOP terbuka dan ganjal dengan penjepit. Setelah itu, letakkan potongan kecil daging kedalam mulutnya. Lalu semprotkan air secukupnya, sehingga BOP mau menelan potongan daging tersebut. Daging yang tertelan akan memicu respon makan dari BOP.
            Setelah BOP menelan potongan daging tersebur, tawarkan potongan kecil daging lagi kepada BOP. Dan lihat apakah BOP memperhatikan wajah anda atau daging tersebut. Pada saat ini falconer dapat menilai seberapa besar ketakutan BOP akan manusia. Jika dia menolak untuk memakannya, maka letakkan BOP tersebut dan lakukan lagi dilain hari. Jika BOP menunjukkan tanda-tanda untuk makan, maka berikan beberapa potong lagi dan jangan lupa untuk melakukannya ketika posisi BOP ada dikepalan tangan falconer.
Add caption
            Proses feed on fist dilakukan sampai BOP berani menaiki tangan falconer tanpa dipaksa. Setelah BOP menaiki glove tanpa paksaan, maka kali ini letakkan potongan daging tersebut di antara tangan yang dinaiki oleh BOP. Jangan menggunakan tangan yang lain lagi. Kemungkinan besar BOP akan ragu dan diam. Jika demikian, usahakan BOP supaya bisa melihat potongan daging tersebut dan dekatkan dengan jari anda keparuh BOP. Ulangi proses ini sampai BOP sanggup bertengger dan makan dari glove falconer.
            Ditahap FOF ini dibutuhkan kesabaran ekstra dan mental baja dari falconer. Falconer harus meyakinkan BOP bahwa tangan falconer adalah tempat yang aman dan sumber makanan yang nyaman.
            Tahap selanjutnya adalah tahap jump to the fist. Sebelum melanjutkan ke tahap ini, sangat di anjurkan BOP sudah mempunyai kepercayaan dan ikatan (bonding) kepada falconernya. Hal tersebut dapat di identifikasi jika :

  • BOP naik ke atas tangan tanpa paksaan sama sekali
  • BOP merespon manakala falconer memanggilnya (peluit : jika biasa memakainya)
  • BOP tidak merasa terganggu dengan interaksi atau keberadaan sang falconer
  • BOP merasa nyaman dengan interaksi yang falconer terapkan terhadapanya
          Jika hal-hal di atas terasa sudah terlihat pada BOP, maka sudah bisa dilakukan tahap training awal JTTF. BOP diharapkan mau melompat ke atas glove falconer untuk mendapatkan makanannya. Caranya tempatkan potongan daging diglove falconer, lalu tawarkan kepada BOP yang bertengger di perch dengan jarak kira-kira sampai moncong BOP dapat menjangkau tidbits tersebut. Lakukan cara ini dengan menempatkan tidbits yang ada diglove falconer di depan BOP. Ulangi proses ini sampai dia lancar merebut makanan dari glove falconer, lalu perlebar sedikit demi sedikit jarak glove dengan BOP. Beberapa BOP akan memperlihatkan posisi aneh ketika akan merebut makanan dari glove, tapi jika dilakukan berkala dan bertahap, BOP akan mulai melompat dan bertengger diglove falconer untuk mendapatkan makanannya. Ulangi tindakan yang sama, dan setiap kali memperlebar jarak antara glove dan BOP.
            Pada titik ini, ada dua hal yang harus diperhatikan oleh falconer : Pertama, mulailah untuk memperkenalkan dunia luar kepada BOP anda, taman, keramaian, dan lalu lalang kendaraan. Ini dilakukan jika BOP sudah terbiasa melompat ke glove falconer dan juga harus diingat pada saat membawa BOP harus menggunakan creance(tali panjang yang tersambung dari glove ke BOP untuk mencegah escaping). Dia mungkin akan beberapa kali akan mencoba melepaskan diri dari creance yang dapat melukai dirinya sendiri, tapi langkah ini harus dibiasakan.
            Setelah BOP mulai terbiasa dengan creance, mulailah melakukan proses JTTF di alam terbuka menggunakan creance. Jika BOP sudah terbiasa melompat ke glove dengan creance, sekarang waktunya untuk tahap fly to the fist. Fly to the fist menggunakan creance yang lebih panjang dengan jarak perch dan BOP lebih lebar. Creance diharapkan menggunakan tali yang tipis dan tidak mudah kusut. Bawa BOP ke tempat terbuka, tidak terlalu ramai (Taman, lapangan sepakbola, atau padang rumput) dengan membawa perch BOP. Tempatkan BOP di atas perch dan peganglah creance ditangan falconer yang lain, tawarkan BOP tidbit yang ada di glove falconer. Usahakan sampai BOP dapat melompat dari perch ketangan falconer seperti yang dilakukannya di tempat tertutup. Ulangi proses ini dengan sedikit demi sedikit memperlebar jarak perch dan glove. BOP harus melompat ke glove falconer tanpa menunggu sejenak. Jika BOP berbalik dan terbang kelain arah selain menuju falconer, kemungkinan rasa lapar BOP belum cukup besar untuk melakukan tahap ini. Lakukanlah di lain hari.
            Jika BOP terbang dengan semangat, hingga jarak dia terbang sampai batas maksimal tali creance, maka cobalah untuk ketahap selanjutanya. Dan perlu diingat, BOP yang terbang menuju falconer untuk mendapatkan makanannya, harus memiliki respon yang bagus sebelum BOP dipanggil. Kebanyakan BOP sampai pada jarak 25 meter di tahap ini.  Jika falconer masi perlu menunggu BOP lebih lama dari 1 menit hingga dia mau terbang, berikan kode kepada BOP seperti yang biasa dia terima sehari-harinya (peluit, tepuk tangan, atau teriakan). Dalam kondisi ini BOP belum siap untuk tahap selanjutnya, free-flight.
            Sebelum melakukan tahap free-flight, ada satu hal yang harus dimiliki oleh falconer, yaitu ‘lure’ (umpan mainan untuk BOP). Jika falconer tidak biasa menggunakan lure ketika melatih BOP, maka biasakanlah terlebih dahulu. BOP yang gemuk biasanya akan sangat agresif ketika berhadapan dengan lure. Untuk tahap awal menggunakan lure, biasanya falconer mengikat potongan daging kecil diatas lure ketika akan memberikannya kepada BOP. Falconer yang sudah terbiasa menggunakan lure, akan selalu menyertakan lure disetiap pelatihan FTTF atau free-flight. Tidak lupa falconer juga menyiapkan tidbit untuk hadiah yang akan diberikan kepada BOP. Pelatihan menggunakan lure, diterapkan jika BOP sudah terbiasa merebut makanan dari glove falconer. Falconer menerapkan konsep ‘iming-iming’ dengan meletakkan lure diatas glover. Jika BOP menyambar lure tersebut, falconer akan memberikan dia hadiah berupa potongan daging.
            Hal lain yang diperlukan sebelum free-flight adalah, BOP terbiasa dengan panggilan dari falconer ketika BOP ada diketinggian yang melebihi falconer semasa memakai creance. Terkadang ketika BOP berada diketinggian tertentu, dia akan merasa keadaan yang berbeda. Dan jika beberapa menit BOP tidak memperlihatkan respon apa-apa, ada kemungkinan besar dia akan kabur. Disinilah peran vital panggilan untuk BOP yang biasa didengar dari sang falconer. Untuk penempatan tinggi BOP ketika akan free-flight sekitar 2-3meter dari tinggi falconer. BOP bisa ditempatkan di atas atap rumah atao bangunan lain, jangan dipohon karena bahaya jika BOP terjerat.
            Ketika tahap free-flight, BOP akan sangat waspada. Dia akan fokus dengan glove dari falconer, tiupan peluit, dan lure atau tidbit yang dikeluarkan oleh falconer. Dalam beberapa kemungkinkan BOP akan melompat ketempat lain, keadaan ini masih bisa dimaklumi jika pandangan BOP tetap tertuju ke arah falconer. Namun jika pandangannya teralihkan untuk beberapa saat, falconer harus bertindak tegas seperti tetap menawarkan tidbit atau lure dan memanggilnya dengan peluit atau yang lainnya. Intinya, yang harus dilakukan oleh falconer dalam tahap adalah membuat BOP turun menuju falconer. Pastikan juga ketika tahap ini, berat badan BOP harus ideal dan ukur kecepatan angin agar tidak mengganggu BOP ketika terbang. Satu lagi, tempat yang digunakan seharusnya adalah tempat luas dimana BOP bisa melihat jelas mangsanya.
            Setelah hubungan ini ini terbentuk, biasakan untuk ketanah lapang berumput. Biarkan BOP tanpa penutup kepala, agar supaya BOP dapat merasakan aliran udara. Jika tahap free-flight selesai, maka BOP tidak perlu lagi untuk dipasangi creance ketika falconer membawanya ketempat manapun.
            Raptor melakukan berbagai maneuver yang menakjubkan ketika berburu. Terlebih lagi elang, ketika bermanuver elang menantang teori fisika dengan kecepatannya menukik hingga 240mil/jam dengan putaran lebih dari 29Gs! Dari sekian banyak falconer mengatakan bahwa, gaya terbang elang adalah anugrah terbesar bangsa burung.

            Kesalahan
            Banyak orang yang memulai falconry tanpa bimbingan dari falconer berpengalaman mengatakan bahwa falconry itu mudah, menyenangkan dan alas an untuk memelihara binatang liar. Ikatan yang terbentuk antara falconer dan BOP samasekali tidak sama dengan memelihara binatang peliharaan atau binatang liar lainnya. Falconer hanya memiliki partner 1 hingga 2 burung saja, karena tiap burung membutuhkan pelatihan yang sangat disiplin.
            Berat burung pemangsa merupakan hal penting yang harus diketahui oleh falconer yang ingin belajar. Beberapa falconer merekomendasikan untuk memulai falconry dengan alap-alap, sejenis elang berukuran kecil. Dengan burung yang relative lebih kecil, akan memudahkan perawatan dan makanan untuk disediakan.
            Dan yang lebih parah lagi adalah para falconer yang menggunakan Burung Hantu sebagai partnernya. Kebanyakan mereka melatih owl ketika siang atau pagi hari, ini adalah sebuah kesalah. Karena owl adalah hewan nocturnal, sebaiknya para falconer melatihnya ketika senja atau malam hari. Jika owl terbiasa hunting disiang hari, maka para raptor diurnal akan mengaggap owl adalah santapan bagi mereka. Ini dikarenakan owl yang berburu disiang hari akan di anggap saingan dalam kompetisi dengan burung pemangsa lain untuk makanan dan wilayah.
            Diberbagai Negara hukum tentang elang sangat diperhatikan khusus. Seluruh Amerika Serikat, misalnya, Falconer akan diminta untuk lulus ujian tertulis, membangun fasilitas, pemeriksaan intens,  magang dua tahun, dan menyimpan catatan kesehariaan pada BOP. Dalam rangka untuk menangkap burung liar, falconer perlu lisensi tambahan dan izin.
Menghubungi elang klub lokal atau asosiasi biasanya merupakan langkah pertama untuk belajar.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »
Powered by Blogger.

About Me

My photo
M Iqbal Yudhistira, saat ini masih menempuh pendidikan sarjana jurusan peternakan di salah satu univesitas yang berada di Kota Malang. Penulis sangat tertarik dengan perkembangan teknologi dalam dunia peternakan. Melalui blog ini, penulis berharap dapat menjadi suatu wadah pertukaran informasi maupun ilmu yang saat ini terus berkembang, khususnya perkembangan dunia peternakan.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "